Jumat, 29 Juli 2016
Strategy & Business Improvement -Transformation: 3 Step to Build New Product/Services (Applied Insi...
Strategy & Business Improvement -Transformation: 3 Step to Build New Product/Services (Applied Insi...: There are two main stream of strategy/approach regarding how the company design for new product/service to their customer. The approach ar...
Strategy & Business Improvement -Transformation: "Lean thinking" Dalam Mengurangi "Time to Purchase...
Strategy & Business Improvement -Transformation: "Lean thinking" Dalam Mengurangi "Time to Purchase...: Time is money , istilah ini tidak asing didengar oleh kita dalam kehidupan sehari-hari. apalagi pameo/istilah tersebut sangat relevant de...
"Lean thinking" Dalam Mengurangi "Time to Purchase" sebagai langkah utama dalam Meningkatkan Penjualan Online. Study Aplikasi Traveloka dan Ticket.com
Time is money, istilah ini tidak asing didengar
oleh kita dalam kehidupan sehari-hari. apalagi pameo/istilah tersebut
sangat relevant dengan kondisi dunia digital sekarang ini yang mana
dalam dunia bisnis membutuhkan kecepatan, akurasi dan ketepatan yang
tinggi dalam melayani kebutuhan customer.
Dalam artikel edisi ini saya mencoba untuk membahas terkait Performance Matrix yang digunakan dalam online business, yaitu: Time convertion to purchase sekaligus saya akan memberikan beberapa pembanding selaku pengunaa aplikasi online dalam hal ini situs: traveloka dan ticket.com.
Definisi dari time convertion to purchase adalah waktu yang di butuhkan customer dari pertama kali masuk kedalam layanan situs/landing page sampai melakukan transaksi di site. Untuk mengetahui experiences
dan waktu yang dibutuhkan di setiap page maka kita ia bisa menggunakan
google analytic(Bukan Promosi lho :-)) yang menyediakan matrix tersebut sebagai bahan analisa untuk mengambil tindakan perbaikan yang lebih terarah dan terstruktur.
Untuk meningkatkan "Time conversion to Purchase" customer dalam situs online ada 3 hal utama yang harus menjadi perhatian dalam mendesign situs/aplikasi sebagai berikut:
1. Landing Page. Merupakan tampilan awal dalam situs/aplikasi yang akan dilihat oleh user pertama kali, sehingga semakin cepat loading time aplikasi/situs maka akan memberikan persepsi cepat atau tidaknya aplikasi tersebut. waktu ideal terkait loading time kurang dari 3 detik.
2. On Page Convert time (Waktu konversi disetiap halaman). setiap halaman hendaknya didesain dengan sangat teliti untuk mendapatkan hasil yang lebih baik rasio konversinya di setiap halaman. Dalam hal design hendak kita meggunakan prinsip AIDA ( Attention, Interest, Desire, Action) yang akan meningkatkan convertion rate/page dari situs online kita.
3. Funneling System. Berapa banyak halaman yang harus dilalui customer sebelum customer melakukan purchase. ini merupakan point yang penting karena akan berpengaruh terhadap total waktu yang dibutuhkan customer untuk melakukan pembelian/transaksi. Dalam setiap funneling inilah kita juga bisa mengukur ditahapan mana customer itu tidak melanjutkan proses/transaksi. untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini.
1. Landing Page. Merupakan tampilan awal dalam situs/aplikasi yang akan dilihat oleh user pertama kali, sehingga semakin cepat loading time aplikasi/situs maka akan memberikan persepsi cepat atau tidaknya aplikasi tersebut. waktu ideal terkait loading time kurang dari 3 detik.
2. On Page Convert time (Waktu konversi disetiap halaman). setiap halaman hendaknya didesain dengan sangat teliti untuk mendapatkan hasil yang lebih baik rasio konversinya di setiap halaman. Dalam hal design hendak kita meggunakan prinsip AIDA ( Attention, Interest, Desire, Action) yang akan meningkatkan convertion rate/page dari situs online kita.
3. Funneling System. Berapa banyak halaman yang harus dilalui customer sebelum customer melakukan purchase. ini merupakan point yang penting karena akan berpengaruh terhadap total waktu yang dibutuhkan customer untuk melakukan pembelian/transaksi. Dalam setiap funneling inilah kita juga bisa mengukur ditahapan mana customer itu tidak melanjutkan proses/transaksi. untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini.
Sejalan
dengan itu pentingnnya untuk membekali team dengan 3 prinsip dalam
"Lean thinking" yang sangat berguna untuk diterapkan baik dalam proses
design maupun operasional sebagai berikut:
1. Tentukan apa yang menjadi "Value add" product/services yang diinginkan oleh calon customer kita, baik dari sisi Quality, Harga, Delivery, Pride, dll. Untuk lebih jelasnya lihat link terkait langkah dalam design product/services :Design Product/services.
Setelah
mengetahui apa yang menjadi value dari customer kita maka dalam situs
online beberapa hal yang perlu di rencanakan terkait design dari sistem
IT adalah berapa Demand transaksi (transaksi/second), jumlah user yang
akan kita layani dan seberapa besar sistem kita bia menerima lonjakan
transaksi untuk kedepannya.
2. Menghilangkan Waste/Pemborosan
baik dalam proses design maupun dalam masa operasi. Berikut
pemborosan/waste yang sering kita temui dan harus kita kurangi dan
dihilangkan dalam proses kita :
- Defect:
mengurangi defect/cacat dalam process, seperti : koneksi ke
server/aplikasi sering time out, tidak bisa search, product banyak repair dan complain dari customer.
- Over Production/ Extra Features : Penambahan feature yang tidak dibutuhkan customer, dalam proses design terdapat banyak versi code/program yang akan dites/run.
- Waiting/Delays : delay dalam prosess design, terlalu banyak layar approval, delay dalam menunggu proses integrasi software/modul, flow programming yang terlalu banyak akses ke design yang lain.
- Transportation/hand offs: terlalu banyak funneling/page dan action yang di butuhkan customer, hand off document/program antar bagian team
- Inventory/ partially done work: terdapat banyak version/demo yang akan dites. ivntory pekerjaan yang belum dikerjakan.
- Motion/Task switching:
team berpindah dari satu task ke task lainnya anpa ada priority dari
pekrjaan /program yang akan dikerjakan. tedapat banyak interupsi dalam
proses pengerjaan dari satu taks ke task lainnya
- Extra Processing/Releaning: proses berlebih yang disebabkan oleh leamhnya dokumentasi project, proses sharing knowledge diantara team, sehingga team melakukan proses yang sebelumnya sudah dilakukan ( trying to reinvent the wheel)
3. Continous Improvement/ Perbaikan terus menurus. Dalam hal ini pentingnya setiap perusahaan untuk selalu memupuk dan meningkatkan mindset continuous improvement disetiap lapisan organisasi sehingga perusahan akan dapat berkompetisi dan memberikan nilai tambah ke customer.
Sebagai bahan pengayaan, berikut contoh experience saya terkait Total Time to Purchase antara Traveloka vs. Tiket.com :
Summary beberapa key funnel dalam aplikasi Traveloka dan Tiket.com :
1. Secara keseluruhan dari time to purchase Traveloka lebih singkat 226 detik vs Tiket.com 232 detik
2. Landing Page: Traveloka lebih singkat <2 detik sehingga membuat persepsi (Top mind) saya sebagai customer traveloka aplkasinya cepat
3. Pencarian Ticket: Tiket.com Lebih cepat 7.3 Detik vs Traveloka 26 detik.
4. Menu Pembayaran
: traveloka membuat imrovement dengan meyediakan menu copy terkait
nominal yang akan di bayar sehingga memudahkan untuk melakukan copy paste di aplikasi mobile banking.
5. Menu Display e-ticket : Traveloka membutuhkan 2 x klik vs. ticket.com 5x klik dengan tambahan software PDF reader.
Note:
-
Artikel ini dibuat bukan sebagai promosi untuk situs tertentu akan
tetapi sebagai wadah sharing pengalaman sebagai pengguna aplikasi
traveloka dan ticket.com
- Perangkat dan carrier
yang saya gunakan dalam penggunaan aplikasi traveloka dan ticket.com :
Xioami redmi note 3 Pro, RAM 3 GB, Memory 32 GB, Carrier Indosat 3G dan
Lokasi dan waktu: Surabaya, Sabtu 2 juli 2016, pukul :08.00 -10.00 am.
Semoga artikel ini dapat memberikan tambahan informasi buat pembaca sekalian,
Terima kasih
Langganan:
Postingan (Atom)